Bermula dari perusahaan pariwisata dan perhotelan, PT Bumi Modern Tbk (BUMI) mencatatkan saham di bursa.
BUMI mengubah bisnis inti menjadi migas dan pertambangan
Nama perusahaan berubah menjadi PT Bumi Resources Tbk. Pada tahun ini, BUMI mengakuisisi 97,5% saham Gallo Oil (Jersey).
BUMI akuisisi 80% saham PT Arutmin Indonesia, produsen batubara terbesar keempat di Indonesia.
BUMI akuisisi 100% saham Kaltim Prima Coal (KPC) dari Rio Tinto dan BP.
BUMI menambah saham di Arutmin menjadi 99,99%.
BUMI berencana melego KPC, Arutmin, dan Indocoal pada Borneo Lumbung Energi senilai US$ 3,2 miliar. Tapi transaksi batal di bulan September 2006.
BUMI berencana merger dengan PT Energi Mega Persada Tbk, tapi gagal karena kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo.
BUMI menjadi emiten berkapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Harga saham BUMI mencapai rekor, yaitu Rp 8.550.
Akibat krisis global, harga saham BUMI turun tajam hingga sempat di bawah Rp 500. Belakangan terungkap, saham BUMI hancur akibat penggadaian saham (repo).
Untuk membayar utang ke CIC, Bumi Resources melepas saham di Gallo Oil (Jersey) Ltd., PT Miratama Perkasa (PTMP), Bumi Resources Japan Co. Ltd., dan Enercorp Ltd.
Grup Bakrie menjual saham BUMI ke Vallar Plc. Bukit Mutiara ikut menjual saham Berau Coal kepada Vallar Plc. Lalu, Vallar Plc. menerbitkan saham baru untuk membayar saham BUMI dan Berau Coal ke Grup Bakrie dan Bukit Mutiara.
PT Bakrie & Brothers menggadaikan saham Vallar Plc kepada Credit Suisse sekitar US$ 597 juta.
BUMI menjual 75% saham BRMS kepada Vallar Plc dan menerima obligasi konversi senilai US$ 2,07 miliar. BUMI bisa mengkonversinya menjadi 27,4% saham Vallar Plc.
Nathaniel Rothschild, pemilik 11% saham Bumi Plc, mempertanyakan dana investasi BUMI di pihak terafiliasi (Recapital, Bumi Mutiara, dan Chateau) sekitar US$ 867 juta. Nat ingin duit itu untuk membayar kewajiban BUMI ke para kreditur.
Bakrie menggandeng Samin Tan masuk ke Bumi Plc. Samin membawa duit US$ 1 miliar hasil pinjaman dari Standard Chartered.
Harga komoditas anjlok dan menekan saham BUMI. Sederet sentimen negatif lainnya mendesak BNBR segera melunasi utang US$ 1,35 miliar ke beberapa pihak yang dikoordinir Credit Suisse.
Bumi Resources melepas 30% saham anak usahanya, Mitratama Perkasa, ke Sumber Energi Andalan. Nilai transaksi sekitar US$ 1.
Manajemen Bumi Plc menyelidiki kemungkinan penyelewengan keuangan pada BUMI dan Berau Coal Energy. Lantaran tudingan itu, Ari Hudaya Direktur Utama BUMI mundur dari posisi Non- Executive Director Bumi Plc.
Grup Bakrie keluar dari Bumi Plc dan menawarkan proposal tukar guling sahamnya di Bumi Plc dengan 29% saham BUMI. Skenarionya: Grup Bakrie yang memiliki 23,8% saham Bumi Plc menukarnya dengan 10,3% saham BUMI.
Rothschild keluar dari direksi Bumi Plc karena kehilangan kepercayaan pada jajaran direksi Bumi Plc. Menurutnya, proposal Bakrie membeli saham BUMI dan Berau US$ 1,2 miliar tidak adil bagi pemegang saham.
Bumi Plc mengumumkan telah menerima surat penawaran dari NR Investments Ltd., kendaraan invetasi Nat Rothchild.
Bumi Plc mengumumkan pengunduran diri Indra Bakrie sebagai direktur dan wakil komisaris Bumi Plc.
CEO Bumi Plc Nalin Rathod mengundurkan diri dan digantikan Nick von Schirnding.
Bumi Plc umumkan RUPS berlangsung 21 Februari membahas usul pergantian direksi seraya menyeru pemegang saham agar menolak resolusi Nat Rothschild untuk mengganti dewan direksi saat ini.
Bumi Plc dan Grup Bakrie menandatangi perjanjian head of term agreement tentang pemisahan Grup Bakrie dari Bumi Plc.
Grup Bakrie mendatangi Otoritas Jasa Keuangan untuk meminta pertimbangan dan sekaligus dukungan terhadap kasus yang membelit BUMI yang bisa berakibat peralihan kembali kepemilikan saham divestasi ke investor asing.
RUPS Bumi Plc berlangsung di London.